Archive for the ‘umrah’ Category

Secercah Kisah dari Makkah dan Madinah (Umrah)

Alhamdulillah pada bulan November 2019 lalu kami berkesempatan umrah di masa sebelum Covid-19 mewabah di mana-mana. Karena saya senang menulis, saya tulis kisah-kisah perjalanan kami selama Umrah sebagai catatan dan memori pribadi. Kalau ada orang lain yang membaca dan juga senang dengan tulisan ini apalagi merasa bermanfaat, maka Alhamdulillah.

Awalnya saya ingin menulis sedikit saja, tapi seiring perkembangan malah jadi banyak yang mau ditulis, jadi yaa sudah gpp ditulis aja semua yang mau saya tulis dengan tetap berusaha supaya tidak terlalu panjang. Hasil akhirnya seperti ini terbagi menjadi 5 bagian yang ada beberapa bagian yang cukup panjang 😀

Daftar Isi:

Potongan Kisah Lainnya serta Penutup Kisah Umrah 2019

Pada bagian terakhir ini saya akan menceritakan beberapa potong kisah yang belum saya ceritakan pada bagian sebelumnya.

Pertemuan tak Terwujud

Saya mengharapkan bisa bertemu teman kuliah saya yang sekarang tinggal di Jeddah. Ketika masih di Indonesia saya sudah mengatakan bahwa saya mau umrah dan berharap bisa ketemuan di Makkah/Madinah, dia menyanggupi. Saya bahkan sudah memberi rencana jadwal perjalanan kami selama di Saudi dengan harap dia bisa menyesuaikan dengan waktu luangnya. Begitu tiba di hotel Al-Fajr Al-Bady, saya langsung WA teman saya ini, namun ternyata hanya dibaca dan tidak ada respon sama sekali. Dia baru balas begitu saya sedang dalam perjalanan pulang ke bandara (!!). Saya balas ketika kami beristirahat di suatu ruko pertokoan di Jeddah untuk makan malam dsj, “Skrg ada di sini, kalau mau ketemu masih bisa.” Dan teman saya ini baru balas kembali ketika kami sudah selesai istirahat sekitar 1 jam lebih dan sudah melanjutkan perjalanan hingga hampir tiba di bandara. Sebenarnya sangat disayangkan tidak bisa bertemu padahal saya belum tentu ke sini lagi (kalaupun balik ke Saudi mungkin belasan tahun lagi), dan dia pun belum tentu ke Indonesia lagi, tapi yaa sudahlah kata Bondan Prakoso.

Continue reading

Ziarah ke Madinah: Masih belum layak menemui Nabi Muhammad SAW

Sabtu 16 November 2019 setelah shalat Ashar kami berangkat ke Madinah. Namun yang mengantar kami adalah orang yang berbeda dengan yang sebelumnya biarpun sama-sama dari keluarga Al-Harbi, driver yang ini lebih muda dan mobilnya juga berbeda meskipun sama-sama GMC.

Dalam perjalanan ustadz Agus bercerita bahwa kota Madinah dahulu ada kota wabah karena banyak orang sakit hingga akhirnya Nabi Muhammad SAW mendoakan supaya Madinah tidak lagi menjadi kota wabah namun menjadi kota berkah. Ketika ustadz Agus menceritakan ini entah kenapa saya mendapat semacam firasat bahwa saya akan sakit di Madinah.

Perjalanan dari Makkah ke Madinah kurang lebih 5 jam dan sempat beristirahat. Sebelum berangkat gejala batuk ringan sudah hilang, hanya masih merasakan agak gatal pada tenggorakan saja. Namun begitu tiba di Madinah saya mulai merasa demam namun masih merasa kuat, sempat beli makanan/minuman di toko di dekat hotel sambil menunggu urusan check in hotel Concorde Dar Al-Khair selesai.

Sekitar pukul 10 malam waktu Saudi, kami sudah meletakkan koper barang masing-masing di kamar. Ortu dan adik berangkat ke restoran untuk malam, sedangkan saya yang merasa gerah mau mandi dulu. Karena saya merasa demam ini biasa saja, maka cuek aja mandi, biasanya juga gpp kok. Namun begitu saya mulai mandi air shower sudah menyirami anggota badan dari atas kepala sampai kaki, baru sebentar langsung serasa agak black out. NGIIIING. Badan tiba-tiba menggigil, susah digerakkan, pegel linu, ngilu, sakit kepala dan pusing tujuh keliling, dan badan ini bisa tumbang kapan saja. Alhamdulillah saya masih kuat sehingga masih bertahan dan tidak pingsan. Mandi tidak dilanjutkan dan langsung ke tempat tidur, karena sudah lapar dan ga kuat kemana-mana, saya makan makanan yang sempat saya beli tadi, setelah itu lanjut rebahan di tempat tidur sambil menggigil. Ini baru pertama kali saya mengalami hal seperti ini, jadi agak shock dan saat itu sering terpikir, “Kalau saya mati, yaa mati dah!”

Continue reading

Secercah Kisah dari Makkah

Ibadah

Idealnya adalah memprioritaskan umrah dan ibadah. Karena itu saya berusaha untuk memprioritaskannya, apalagi hanya tinggal di Makkah 3-4 hari saja, usahakan prioritas ibadah, sisanya urutan berikutnya.

Dari sisi umrah sudah saya lakukan 2x, sedangkan ibadah mahdhah lainnya saya fokuskan untuk shalat wajib berjama’ah di dekat Ka’bah, thawaf bebas, shalat sunnah, membaca Al-Qur’an, i’tikaf, dan berdoa. Sebenarnya masih bisa ditingkatkan lagi tapi saat itu saya hanya melakukan ibadah mahdhah sebatas itu saja, dan dengan jujur saya akui saya masih kalah dibandingkan orangtua saya, mereka berdua lebih banyak kuantitasnya dan lebih baik kualitasnya insya Allah.

Continue reading

Pengalaman Umrah di Masjidil Haram

Umrah Pertama

Dalam benak saya, umrah yang pertama ini akan berat dan sangat melelahkan karena saya belum istirahat cukup dan merasa lelah : malam keberangkatan ke Arab Saudi tidak bisa tidur, di pesawat juga hanya tidur sekitar satu dua jam saja dan tidak berkualitas, perjalanan mobil dari bandara ke hotel juga ga bisa tidur, sampai di hotel 13 November 2019 sekitar jam 2 pagi waktu Saudi juga ga bisa tidur hanya istirahat karena akan melakukan ibadah umrah. Mau mandi untuk menyegarkan diri juga tidak dilakukan karena khawatir ada bagian rambut yang akan terjatuh karena posisi sudah berihram sejak dari atas pesawat pada saat akan melewati miqat Yalamlam/Qarnul Manazil.

Bismillah…dan alhamdulillah semuanya lancar dan manasik umrah dapat diselesaikan, tidak ada kendala apapun saaat melaksanakannya. Momen paling berharga adalah pada saat pertama kali melihat Ka’bah secara langsung dan dekat, diiringi dengan doa dari ustadz pembimbing, tak terasa air mata haru dan senang mengalir. Dan umrah pertama ini sangat enak sekali karena relatif sepi sehingga bisa lebih khusyu dan tenang dalam mengerjakan rangkaian manasik umrah.

Continue reading

Muqaddimah Umrah 2019

Muqaddimah

Pada bulan November 2019 kemarin, alhamdulillah kami sempat melakukan ibadah umrah bersama keluarga (ortu, saya, dan adik). Jujur saja, sebenarnya saya tidak memiliki keinginan umrah, saya inginnya berhaji karena lebih mengutamakan yang wajib, serta di haji juga ada haji dan umrah. Umrah bagi saya cukup mahal, lebih baik dananya disimpan untuk berhaji kelak. Namun karena orangtua saya ingin sekali pergi umrah setelah sudah lama sekali tidak ke Tanah Suci, dan ortu meminta saya untuk ikut, maka saya putuskan untuk ikut apalagi setelah mengetahui fakta bahwa ortu tetap akan berangkat meskipun saya tidak ikut. Jadi niat awal saya untuk menemani dan “mengawal” ortu selama di sana. Niat awal ini perlahan-lahan harus saya ubah supaya niat utamanya murni untuk ibadah.

Rencana awalnya kami akan umrah di pertengahan Desember 2019, namun ada info pada tanggal 30 Oktober 2019 dari biro umrah-nya jadwalnya diundur menjadi 30 Desember 2019. Karena saya tidak bisa meninggalkan kantor di akhir bulan, apalagi Desember yang ada proses akhir bulan sekaligus proses akhir tahun, maka saya menyatakan tidak bisa ikut jika tanggalnya di akhir Desember. Sebenarnya sih bisa saja nekad cuti, tapi saya punya tanggung jawab dan tidak enak meninggalkan rekan-rekan yang membutuhkan pada akhir bulan terutama akhir tahun, jadi kalau bisa diubah, lebih baik diubah saja. Biro umrah tersebut belum bisa menawarkan jadwal yang lain sehingga terpaksa pindah biro umrah. Alhamdulillah biro umrah yang lama mau mengembalikan dana DP 100% kepada kami, sungguh sangat baik hati dan professional.

Continue reading